KONEKSI ANTAR MATERI - BUDAYA POSITIF
Apakah budaya positif di sekolah berdiri sendiri dalam menciptakan budaya ajar yang baik?
Budaya positif disekolah tidak bisa berdiri sendiri dalam menciptakan budaya ajar yang baik karena budaya positif sekolah memerlukan beberapa peran pendukung dalam menjalankan perannya.Banyak komponen yang mendukung derta dibutuhkan dalam menanamkan budaya positif disekolah,antara lain peran guru sendiri, lingkungan sekolah ( siswa, kepala sekolah, teman sejawat, wali murid dan komite ).Semua komponen itu dapat menjalankan budaya positif apabia saling berkolaborasi satu sama lain. Maka dengan kolaborasi tersebut budaya positif dapat dijalankan dengan baik.
Bagaimana penerapan
budaya positif jika dikaitkan dengan nilai lain dalam aktivitas belajar
mengajar sehari-hari?
Budaya positif adalah memberikan penanaman karakter yang baik pada anak atas dasar kesadaran sendiri. Budaya positif sangat baik jika dilaksanakan praktik setiap hari. Salah satu media yang dapat digunakan adalah melalui aktivitas pembelajaran. Dengan aktivitas pembelajaran guru dapat menjalankan praktik budaya positif yang ditanamkan dalan rencana pembelajarannya. Mengaitkan pembelajaran dengan menerapkan adanya budaya didalamnya.
Bagianmana dari modul sebelumnya yang berkaitan dan mendukung budaya positif?
Berdasarkan filosofi KHD, pendidikan itu harus bisa menuntun anak memperoleh kebahagian yang setinggi tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat, kemudian pendidikan itu harus melihat kodrat dan bakat anak, harus mampu mengetahui pengaruh kodrat alam dan kodrat jaman bagi jiwa anak karena pengaruh kodrat jaman tentunya harus bisa selaras dengan kodrat jaman. Dalam mewujudkan itu maka diperlukan peran dan nilai guru penggerak sebagai motor dalam mewujudkan kebagaian anak. Peran guru penggerak berkolaborasi dengan sekolah idealnya bisa mengembangkan bakat anak yang sudah ada dalam dirinya, sekolah harus mampu memfasilitasi semua kebutuhan anak tentunya, dengan menerapkan disipilin positif agar anak terbiasa melakukan hal hal positf yang kemudian akan tumbuh karakter karakter positif tanpa ada tekanan dan paksaan sebagai mana kita ketahui bahwa sebuah budaya akan tumbuh dalam diri anak jika sudah terbiasa dalam menerapkannya. Visi sekolah tentunya sebagai pedoman arah tujuan mau dibawa kemana anak ini nantinya. Visi sekolah merupakan gambaran masa depan apa yang diharapkan oleh sekolah tersebut dimasa depan.
Bagaimana peran guru penggerak dalam menularkan kebiasaan baik kepada guru lain dalam membangun budaya positif di sekolah?
Peran guru penggerak harus bisa memainkan peran sebagi guru
penggerak dan juga harus mengetahui
posisi control guru yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan
berpihak kepada murid semua aspek tersebut harus dimiliki oleh seorang guru
terutama calon guru penggerak.dalam kiprahnya di sekolah masing masing untuk
bisa menularkan kebiasaan kebiasaan positif bagi teman sejawatnya, intinya guru
harus mampu mewarnai dalam konteks penerapan budaya positif disekolah masing
masing. Paling tidak guru penggerak mampu menjadi tauladan bagi teman sejawat
lainnya agar penenaman konsep baik tidak semata-mata hanya teori. Guru
senantiasa berkolabrasi dengan teman sejawat agar tidak terjadi miss comunication
dalam mengembangkan budaya positif.
Bagaimana guru penggerak bisa menumbuhkan budaya positif di kelas menjadi budaya positif sekolah dan menjadi visi sekolah?
SALAM dan BAHAGIA
PGP
- Angkatan 2-Kebumen - Singgih Widi Priyanto -1.4 - Rancangan Aksi
Menumbuhkan
Budaya Positif Sekolah di Era New Normal
A.
Latar Belakang
Wabah
adanya COVID-19 dinyatakan sebagai
pandemi global, dimana sektor-sektor kegiatan menghabiskan sepanjang tahun
dalam kondisi isolasi,salah satunya di dunia pendidikan. Sektor pendidikan tidak
terlepas adanya efek adanya pandemi tersebut. selain menanggapi kebutuhan
mendesak dari para pelajar kita, para pendidik perlu mempersiapkan sekolah dan
pelajar untuk menghadapi berbagai tantangan di masa depan. Budaya sekolah yang
positif dapat bertindak sebagai jaring pengaman bagi sekolah, melindungi
sekolah dari kemungkinan adanya disrupsi tak terduga seperti pandemi.
Budaya
positif di sekolah merupakan nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan
kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada siswa agar siswa dapat tumbuh
dan berkembang menjadi pribadi yang bertanggung jawab, kritis, dan penuh hormat
(Sumber: Modul PGP). Budaya
positif di era new normal menuntun siswa untuk melakukan hal positif sehingga
dapat membentuk karakter baik yang kelak akan bermanfaat untuk mereka.
Menurut Ketua
Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmita, new
normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun
dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya
penularan Covid-19.
Langkah
awal yang dilakukan untuk menciptakan budaya positif di era new normal adalah
dengan membuat kesepakatan kelas, dimana kesepakatan kelas ini berisi komitmen
bersama yang membantu guru dan siswa bekerja sama dalam membentuk kegiatan
pembelajaran yang efektif.
B.
Tujuan
Adapun
tujuan dalam tindakan aksi nyata ini adalah :
1.
Menerapkan budaya positif masa new normal
di kelas/keluarga sehingga dapat
menumbuhkan karakter baik pada siswa seperti disiplin, mandiri, tanggung jawab,
percaya diri, dan saling menghargai.
2. Menjadi bekal pengalaman belajar bagi
guru dan siswa dalam masa pandemi ini seperti menunjukkan kepedulian,
mengontrol diri sendiri dan orang lain, menjaga motivasi untuk semangat dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran daring/luring.
C.
Tolak ukur.
Untuk
mengetahui sejauh mana kegiatan ini sudah dilakukan dan untuk mengontrol
kegiatan supaya tetap terarah pada tujuan yang sudah ditetapkan, maka tolok
ukur yang digunakan sebagai berikut
1.
Terbentuknya "Keyakinan Kelas"
di era new normal melalui kegiatan kesepakatan kelas yang dilakukan guru kelas
dan siswa.
2.
Siswa dan guru konsisten dalam
menjalankan keyakinan kelas yang sudah disepakati.
3.
Adanya karakter baik dalam diri siswa
seperti kedisiplinsn, kemandirian,
tanggung jawab, percaya diri dan saling menghargai saat kegiatan pembelajaran
berlangsung.
4.
Keaktifan siswa di dalam kegiatan
pembelajaran daring/luring melalui aplikasi pembelajran yang digunakan.
D. Linimasa
atau jadwal kegiatan.
Supaya
tindakan aksi nyata menjadi lebih terarah sesuai dengan tujuan yang sudah
dibuat, maka saya akan melakukan hal-hal sebagai berikut:
1.
Melakukan perencanaan
Dalam
hal ini saya akan membuat perencanaan kegiatan yang akan saya lakukan dalam
tindakan aksi nyata ini supaya tetap berada pada jalur yang sesuai dengan
tujuan yang akan capai.
2.
Mengkomunikasikan perencanaan kepada
kepala sekolah.
Agar
terjadi tujuan bersama maka kepala sekolah menjadi salah satu pokok sentral
dalam kegiatan yang akan dilakukan dan juga dapat memeberikan masukan-masukan
terhadap aksi nyata yang dilakukan.
3.
Melakukan revisi perencanaan hasil
konsultasi dengan kepala sekolah
Masukan-masukan dari kepala sekolah akan
ditindaklanjuti agar kegiatan sesuai dengan harapan bersama.
4.
Kolaborasi dengan teman sejawat
Selain sebagai pemahaman juga diharapkan
ada umpan balik dari teman sejawat untuk dapat melaksanakan budaya positif di
kelas masing-masing.
E.
Pelaksanaan Aksi nyata
Dalam
melaksanakan tindakan aksi nyata sesuai dengan apa yang sudah direncanakan,
yaitu:
1.
Mengkomunikasikan kegiatan tindakan aksi
nyata wali murid.
Salah satu dukungan keberhasilan
kegiatan aksi nyata budaya positif di era new normal juga adanya aksi dari orang
tua.Terutama untuk kontrol anak Ketika kegiatan berada pada lingkungan
keluarga.
2.
Melakukan kolaborasi dengan guru mupel
lainnya ( PABP,PJOK dan Mulok) untuk mengontrol perilaku siswa.
Agar sejalan dengan tujuan awal maka budaya positif juga di laksanakan ketika berada
pada pelajaran lainnya agar semua dapat berjalan satu arah.
3.
Melaksanakan bimbingan
Memberikan bimbingan sesuai dengan
kebutuhan siswa yang mungkin muncul dari siswa sendiri,orangtua atau teman
sejawat.
4.
Melakukan evaluasi dan refleksi
Adanya evaluasi terhadap pelaksanaannyan
dan kemudian saya merefleksi dari hasil evaluasi ini dan memperbaikinya supaya
lebih baik dikemudian hari. Evaluasi dengan menggunakan daftar pertanyaan dan
angket kepada wali murid dan rekan guru lainnya.
5.
Melaporkan hasil dari kegiatan tindakan
aksi nyata.
Setelah melakukan tindakan aksi nyata
ini dan mendapatkan hasil dari refleksi, saya akan membuat laporan sebagai
pertanggungjawaban terhadap kepala sekolah dan posisi saya saat ini sebagai
Calon Guru Penggerak.
6.
Dokumentasi
Dokumentasi sebagai bukti kegaiatan aksi
nyata akan saya lakukan dengan kolaborasi orang tua ketika berada di lingkungan
keluarga dan guru lain ketika pelaksanaan di sekolah.
F.
Dukungan yang dibutuhkan
Untuk
melancarkan pelaksanaan rancangan tindakan untuk aksi nyata yang telah penulis
susun tentunya penulis memerlukan dukungan dari berbagai pihak diantanya adalah
:
1.
Stakeholder
Dalam hal ini dukungan dari kepala
sekolah maupun rekan sejawat diperlukan melalui koordinasi supaya penerapan
budaya positif dapat berjalan sesuai dengan rencana.
2.
Orang tua siswa
Orang tua merupakan sumber utama dalam pembentukan karakter
siswa, maka diperlukan persamaan persepsi mengenai hal ini antara orang tua dan
guru. Orang tua juga dapat menjadi pengontrol perilaku siswa saat di rumah dan
nantinya akan berkolaborasi bersama guru untuk membahas perkembangan siswa.
Komentar
Posting Komentar