Langsung ke konten utama

Koneksi Antar Materi - Budaya Positif

 

KONEKSI ANTAR MATERI - BUDAYA POSITIF


Oleh  : Singgih Widi Priyanto
CGP Kabupten Kebumen



Apakah budaya positif di sekolah berdiri sendiri dalam menciptakan budaya ajar yang baik?

Budaya positif disekolah tidak bisa berdiri sendiri dalam menciptakan budaya ajar yang baik karena budaya positif sekolah memerlukan beberapa peran pendukung dalam menjalankan perannya.Banyak komponen yang mendukung derta dibutuhkan dalam menanamkan budaya positif disekolah,antara lain peran guru sendiri, lingkungan sekolah ( siswa, kepala sekolah, teman sejawat, wali murid dan komite ).Semua komponen itu dapat menjalankan budaya positif  apabia saling berkolaborasi satu sama lain. Maka dengan kolaborasi tersebut budaya positif dapat dijalankan dengan baik.

Bagaimana penerapan budaya positif jika dikaitkan dengan nilai lain dalam aktivitas belajar mengajar sehari-hari?

Budaya positif  adalah memberikan penanaman karakter yang baik pada anak atas dasar kesadaran sendiri. Budaya positif sangat baik jika dilaksanakan praktik setiap hari. Salah satu media yang dapat digunakan adalah melalui aktivitas pembelajaran. Dengan aktivitas pembelajaran guru dapat menjalankan praktik budaya positif yang ditanamkan dalan rencana pembelajarannya. Mengaitkan pembelajaran dengan menerapkan adanya budaya didalamnya.

Bagianmana dari modul sebelumnya yang berkaitan dan mendukung budaya positif?

Berdasarkan filosofi KHD, pendidikan itu harus bisa menuntun anak memperoleh kebahagian yang setinggi tingginya baik sebagai  manusia maupun sebagai anggota  masyarakat, kemudian pendidikan itu harus melihat kodrat  dan bakat anak, harus mampu mengetahui pengaruh kodrat  alam dan kodrat  jaman bagi jiwa anak karena pengaruh kodrat jaman tentunya harus bisa selaras dengan kodrat jaman. Dalam mewujudkan itu maka diperlukan peran dan nilai guru penggerak sebagai motor dalam mewujudkan kebagaian anak. Peran guru penggerak berkolaborasi dengan sekolah  idealnya  bisa mengembangkan bakat anak yang sudah ada dalam dirinya, sekolah harus mampu memfasilitasi semua kebutuhan anak tentunya, dengan menerapkan disipilin positif  agar anak terbiasa melakukan hal hal positf yang kemudian akan tumbuh karakter karakter positif tanpa ada tekanan dan paksaan sebagai mana kita ketahui bahwa sebuah budaya akan tumbuh dalam diri anak  jika sudah terbiasa  dalam menerapkannya. Visi sekolah tentunya sebagai pedoman arah tujuan mau dibawa kemana anak ini nantinya. Visi sekolah merupakan gambaran masa depan apa yang diharapkan oleh sekolah tersebut dimasa depan.

Bagaimana peran guru penggerak dalam menularkan kebiasaan baik kepada guru lain dalam membangun budaya positif di sekolah? 

Peran guru penggerak harus bisa memainkan peran sebagi guru penggerak dan  juga harus mengetahui posisi control guru yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak kepada murid semua aspek tersebut harus dimiliki oleh seorang guru terutama calon guru penggerak.dalam kiprahnya di sekolah masing masing untuk bisa menularkan kebiasaan kebiasaan positif bagi teman sejawatnya, intinya guru harus mampu mewarnai dalam konteks penerapan budaya positif disekolah masing masing. Paling tidak guru penggerak mampu menjadi tauladan bagi teman sejawat lainnya agar penenaman konsep baik tidak semata-mata hanya teori. Guru senantiasa berkolabrasi dengan teman sejawat agar tidak terjadi miss comunication dalam mengembangkan budaya positif.

Bagaimana guru penggerak bisa menumbuhkan budaya positif di kelas menjadi budaya positif sekolah dan menjadi visi sekolah?

 Budaya positif dikelas yang sudah dirancang melalui kesepaktan kelas, kemudian dapat diikuti oleh setiap teman sejawat. Setelah semua terkolaborasi satu tujuan dan telah melaksanakan budaya positif di masing-masing kelas diharapkan  akan menjadi sebuah visi sekolah yang bisa dijalankan secara  global oleh warga sekolah. Dan peran sebagai guru penggerak sejatinya mampu  menggerakan seluruh komunitas sekolah dalam penerapan budaya positif menjadi sebuah visi sekolah.


SALAM dan BAHAGIA


PGP - Angkatan 2-Kebumen - Singgih Widi Priyanto -1.4 - Rancangan Aksi

 

Menumbuhkan Budaya Positif Sekolah di Era New Normal

 

A.   Latar Belakang

Wabah adanya  COVID-19 dinyatakan sebagai pandemi global, dimana sektor-sektor kegiatan menghabiskan sepanjang tahun dalam kondisi isolasi,salah satunya di dunia pendidikan. Sektor pendidikan tidak terlepas adanya efek adanya pandemi tersebut. selain menanggapi kebutuhan mendesak dari para pelajar kita, para pendidik perlu mempersiapkan sekolah dan pelajar untuk menghadapi berbagai tantangan di masa depan. Budaya sekolah yang positif dapat bertindak sebagai jaring pengaman bagi sekolah, melindungi sekolah dari kemungkinan adanya disrupsi tak terduga seperti pandemi.

Budaya positif di sekolah merupakan nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada siswa agar siswa dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang bertanggung jawab, kritis, dan penuh hormat (Sumber: Modul PGP).  Budaya positif di era new normal menuntun siswa untuk melakukan hal positif sehingga dapat membentuk karakter baik yang kelak akan bermanfaat untuk mereka. 

Menurut Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmita, new normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19.

Langkah awal yang dilakukan untuk menciptakan budaya positif di era new normal adalah dengan membuat kesepakatan kelas, dimana kesepakatan kelas ini berisi komitmen bersama yang membantu guru dan siswa bekerja sama dalam membentuk kegiatan pembelajaran yang efektif.

 

B.   Tujuan

Adapun tujuan dalam tindakan aksi nyata ini adalah :

1.   Menerapkan budaya positif masa new normal di kelas/keluarga  sehingga dapat menumbuhkan karakter baik pada siswa seperti disiplin, mandiri, tanggung jawab, percaya diri, dan saling menghargai.

2. Menjadi bekal pengalaman belajar bagi guru dan siswa dalam masa pandemi ini seperti menunjukkan kepedulian, mengontrol diri sendiri dan orang lain, menjaga motivasi untuk semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran daring/luring.

 

C.   Tolak ukur.

Untuk mengetahui sejauh mana kegiatan ini sudah dilakukan dan untuk mengontrol kegiatan supaya tetap terarah pada tujuan yang sudah ditetapkan, maka tolok ukur yang digunakan sebagai berikut

 

1.   Terbentuknya "Keyakinan Kelas" di era new normal melalui kegiatan kesepakatan kelas yang dilakukan guru kelas dan siswa.

2.   Siswa dan guru konsisten dalam menjalankan keyakinan kelas yang sudah disepakati.

3.   Adanya karakter baik dalam diri siswa seperti kedisiplinsn,  kemandirian, tanggung jawab, percaya diri dan saling menghargai saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

4.   Keaktifan siswa di dalam kegiatan pembelajaran daring/luring melalui aplikasi pembelajran yang digunakan.

 

D.  Linimasa atau jadwal kegiatan.

Supaya tindakan aksi nyata menjadi lebih terarah sesuai dengan tujuan yang sudah dibuat, maka saya akan melakukan hal-hal sebagai berikut:

1.   Melakukan perencanaan

Dalam hal ini saya akan membuat perencanaan kegiatan yang akan saya lakukan dalam tindakan aksi nyata ini supaya tetap berada pada jalur yang sesuai dengan tujuan yang akan capai.

2.   Mengkomunikasikan perencanaan kepada kepala sekolah.

Agar terjadi tujuan bersama maka kepala sekolah menjadi salah satu pokok sentral dalam kegiatan yang akan dilakukan dan juga dapat memeberikan masukan-masukan terhadap aksi nyata yang dilakukan.

3.   Melakukan revisi perencanaan hasil konsultasi dengan kepala sekolah

Masukan-masukan dari kepala sekolah akan ditindaklanjuti agar kegiatan sesuai dengan harapan bersama.

4.   Kolaborasi dengan teman sejawat

Selain sebagai pemahaman juga diharapkan ada umpan balik dari teman sejawat untuk dapat melaksanakan budaya positif di kelas masing-masing.

 

E.   Pelaksanaan Aksi nyata

Dalam melaksanakan tindakan aksi nyata sesuai dengan apa yang sudah direncanakan, yaitu:

1.   Mengkomunikasikan kegiatan tindakan aksi nyata wali murid.

Salah satu dukungan keberhasilan kegiatan aksi nyata budaya positif di era new normal juga adanya aksi dari orang tua.Terutama untuk kontrol anak Ketika kegiatan berada pada lingkungan keluarga.

2.   Melakukan kolaborasi dengan guru mupel lainnya ( PABP,PJOK dan Mulok) untuk mengontrol perilaku siswa.

Agar sejalan dengan tujuan awal maka  budaya positif juga di laksanakan ketika berada pada pelajaran lainnya agar semua dapat berjalan satu arah.

3.   Melaksanakan bimbingan

Memberikan bimbingan sesuai dengan kebutuhan siswa yang mungkin muncul dari siswa sendiri,orangtua atau teman sejawat.

4.   Melakukan evaluasi dan refleksi

Adanya evaluasi terhadap pelaksanaannyan dan kemudian saya merefleksi dari hasil evaluasi ini dan memperbaikinya supaya lebih baik dikemudian hari. Evaluasi dengan menggunakan daftar pertanyaan dan angket kepada wali murid dan rekan guru lainnya.

5.   Melaporkan hasil dari kegiatan tindakan aksi nyata.

Setelah melakukan tindakan aksi nyata ini dan mendapatkan hasil dari refleksi, saya akan membuat laporan sebagai pertanggungjawaban terhadap kepala sekolah dan posisi saya saat ini sebagai Calon Guru Penggerak.

6.   Dokumentasi

Dokumentasi sebagai bukti kegaiatan aksi nyata akan saya lakukan dengan kolaborasi orang tua ketika berada di lingkungan keluarga dan guru lain ketika pelaksanaan di sekolah.

 

F.   Dukungan yang dibutuhkan

Untuk melancarkan pelaksanaan rancangan tindakan untuk aksi nyata yang telah penulis susun tentunya penulis memerlukan dukungan dari berbagai pihak diantanya adalah :

1.   Stakeholder

Dalam hal ini dukungan dari kepala sekolah maupun rekan sejawat diperlukan melalui koordinasi supaya penerapan budaya positif dapat  berjalan sesuai dengan rencana.

2.   Orang tua siswa

Orang tua merupakan sumber utama dalam pembentukan karakter siswa, maka diperlukan persamaan persepsi mengenai hal ini antara orang tua dan guru. Orang tua juga dapat menjadi pengontrol perilaku siswa saat di rumah dan nantinya akan berkolaborasi bersama guru untuk membahas perkembangan siswa.

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peran dari Guru Pengerak

  5 Peran Guru dalam Sekolah Penggerak 1. Memberikan Fasilitas Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa Apabila pada kurikulum 2016 silam kegiatan belajar berpusat pada guru, maka pada beberapa tahun belakangan ini, proses belajar diutamakan dapat berpusat pada siswa. Hal ini dapat terjadi karena pada pembelajaran di abad 21 berupaya dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis, berkomunikasi, kreativitas dan kolaborasi. Selain itu, program Sekolah Penggerak juga berupaya dalam meningkatkan kemampuan siswa pada bidang literasi dan penguatan karakter. Salah satu model pembelajaran yang sangat cocok untuk program Sekolah Penggerak yaitu model pembelajaran berbasis proyek. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran berbasis proyek? Model pembelajaran berbasis proyek yaitu suatu metode belajar yang menjadikan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan ilmu pengetahuan baru berdasarkan pengalaman yang didapatkan dari aktivitas yang dilakukan secara langsu

Aksi Nyata Peran dan Nilai Guru Penggerak

halow sahabat blogger yang berbahagia....... Admin sedikit membuat sebuah aksi nyata yang admin lakukan disekolah berkaitan dengan peran dan nilai guru penggerak.   Aksi Nyata Peran dan Nilai Guru Penggerak (Menjadi Coach bagi guru lain dalam pengembangan diri   mengikuti bimtek AKM) Oleh : Singgih Widi Priyanto - CGP Kabupaten Kebumen Angkatan 2 Latar Belakang Peningkatan kompetensi seorang guru sudah sewajarnya dilakukan, tidak hanya oleh pemerintah tapi dari diri guru itu sendiri juga harus punya kemauan keras untuk bisa lebih profesional sehingga tujuan pendidikan nasional dapat tercapai. Pengembangan kompetensi dapat dilakukan secara mandiri ataupun secara berkolaborasi dengan rekan-rekan guru di sekolah. Melalui kegiatan berbagi yang dilakukan dengan rekan guru di sekolah maka kita akan dapat saling berbagi ilmu, pengetahuan, dan pengalaman .Dengan berkolaborasi dengan teman sejawat dan berbagi pengetahuan terutama dam pengembangan diri diharapkan nantinya mampu menjadi modal tam