Koneski Antar Materi Pembelajaran Sosial dan Emosional
Oleh :
SINGGIH WIDI PRIYANTO
CGP 2 Kabupaten Kebumen
Menurut Ki Hajar Dewantara, guru diibaratkan seorang petani
dan murid adalah benihnya. Seorang petani tugasnya adalah merawat dan menjaga
benih-benih itu, tentu saja benih yang tumbuh itu berbeda-beda dalam
perkembangannya dan juga berbeda jenisnya. Misalkan untuk merawat benih jagung
tentu saja akan berbeda dengan merawat benih padi. Seorang petani harus
memberikan perawatannya sesuai dengan kebutuhan benih-benih yang berbeda tadi
sampai semuanya berbuah.
Begitu juga kita
sebagai guru harus jeli dalam melihat keberagaman kebutuhan siswa, ada yang
lambat, sedang, dan cepat. Ada yang suka agama, sains, seni, olahraga, dan
sebagainya. Ada yang suka belajar dengan cepat melalui penglihatan,
pendengaran, atau kinestetik. Semua harus kita akomodir dalam proses
pembelajaran.
Kita sadari betul
bahwa untuk melakukan sebuah perubahan itu dibutuhkan tekad dan upaya yang
keras, konsisten, dan berkesinambungan serta kolaborasi dengan semua pihak.
Untuk itu seorang guru harus mempunyai sebuah visi yang jelas, visi yang
berpihak pada murid, visi yang terukur dan realistis sesuai dengan kondisi dan
lingkungan masing-masing. Melangkah sedikit demi sedikit dan konsisten
dilakukan lebih baik daripada berlari namun terus berhenti. Itulah
sejatinya GURU PENGGERAK.
Pembelajaran
berdiferensiasi yag dilakukan oleh seorang guru menjadi jawaban atas kebutuhan
individu murid yang berbeda-beda berdasarkan kodrat alam dan zamannya.
Pembelajaran berdiferensiasi akan memenuhi setiap kebutuhan masing-masing murid
dengan memperhatikan faktor kesiapan murid, minat/bakat, dan gaya belajar
murid.
Dalam proses pembelajaran
hendaknya guru juga memasukan pembelajaran sosil-emosional. Apakah pembelajaran
sosial-emosianal itu? Pembelaj aran Sosial-Emosional (PSE)
adalah hal yang sangat penting. Pembelajaran ini berisi
keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan anak untuk dapat bertahan dalam
masalah sekaligus memiliki kemampuan memecahkannya, juga untuk mengajarkan
mereka menjadi orang yang baik. Tidak bisa dipungkiri dalam melaksanakan tugas sebagai guru, pasti banyak
masalah yang kita hadapi. Baik itu masalah dari murid, rekan kerja, orang tua,
atasan, atau pun masalah yang timbul dari banyaknya tuntutan pekerjaan yang
membuat stress atau tertekan.Keadaan seperti ini tentunya akan mengganggu
proses pembelajaran di kelas. Kontrol emosi menjadi tidak stabil. Oleh karena
itu, berkesadaran penuh (mindfulness) menjadi sesuatu yang harus
dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Lalu apa
hubungannya berkesadaran penuh (mindfulness) dengan pembelajaran
sosial-emosianal? Menurut Hawkins (2017) latihan berkesadaran penuh
(mindfulness) dapat membangun keterhubungan diri sendiri (self-awareness)
dengan berbagai kompetensi emosi dan sosial dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
kondisi berkesadaran penuh, niscaya kita bisa merespons sesuatu hal atau
masalah dengan baik dan mengambil keputusan yang tepat dan bertanggung jawab.
Kita bisa melatih diri berkesadaran penuh dengan teknik S-T-O-P. STOP merupakan
akronim dari:
S – Stop: kita
berhenti sejenak dari aktivitas atau kegiatan
T – Take a deep
breathe (tarik nafas dalam)
O - Obeserve
(amati)
P – Proceed
(lanjutkan)
Adapun kompetensi
sosial-emosional adalah sebagai berikut:
1. Kesadaran
diri – pengenalan emosi
2. Pengelolaan
diri – pengelolaan diri dan fokus
3. Kesadaran
sosial – empati
4. Keterampilan
sosial – resiliensi
5. Pengambilan
keputusan yang bertanggung jawab
Contoh-contoh teknik yang dapat menumbuhkembagkan kompetensi
sosial dan emosianal :
1. Bernafas
dengan kesadaran penuh
2. Identifikasi
perasaan
3. Melukis
dengan jari
4. Membuat
jurnal diri
5. Membuat
puisi akrostik (puisi yang awal kalimat atau kata-katanya ditulis berdasrkan
huruf-huruf dari judul puisi tersebut).
6. Membuat
kolase diri
7. Memeriksa
perasaan diri
8. Menuliskan
ucapan terima kasih
9. Mengidentifikasi
emosi
10. Mindful
eating
11. Cari
teman baru
12. Mengenali
situasi menantang
13. Latihan
menyadari kondisi tubuh (body scanning)
14. Kegiatan
menulis surat
15. Kegiatan
role play komunikasi aktif
16. Kegiatan
menulis pengalaman bekerja sama dalam kelompok
Komentar
Posting Komentar