PGP
- Angkatan 2-Kebumen - Singgih Widi Priyanto -1.4 - Rancangan Aksi
Menumbuhkan
Budaya Positif Sekolah di Era New Normal
A.
Latar Belakang
Wabah
adanya COVID-19 dinyatakan sebagai
pandemi global, dimana sektor-sektor kegiatan menghabiskan sepanjang tahun
dalam kondisi isolasi,salah satunya di dunia pendidikan. Sektor pendidikan tidak
terlepas adanya efek adanya pandemi tersebut. selain menanggapi kebutuhan
mendesak dari para pelajar kita, para pendidik perlu mempersiapkan sekolah dan
pelajar untuk menghadapi berbagai tantangan di masa depan. Budaya sekolah yang
positif dapat bertindak sebagai jaring pengaman bagi sekolah, melindungi
sekolah dari kemungkinan adanya disrupsi tak terduga seperti pandemi.
Budaya
positif di sekolah merupakan nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan
kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada siswa agar siswa dapat tumbuh
dan berkembang menjadi pribadi yang bertanggung jawab, kritis, dan penuh hormat
(Sumber: Modul PGP). Budaya
positif di era new normal menuntun siswa untuk melakukan hal positif sehingga
dapat membentuk karakter baik yang kelak akan bermanfaat untuk mereka.
Menurut Ketua
Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmita, new
normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun
dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya
penularan Covid-19.
Langkah
awal yang dilakukan untuk menciptakan budaya positif di era new normal adalah
dengan membuat kesepakatan kelas, dimana kesepakatan kelas ini berisi komitmen
bersama yang membantu guru dan siswa bekerja sama dalam membentuk kegiatan
pembelajaran yang efektif.
B.
Tujuan
Adapun
tujuan dalam tindakan aksi nyata ini adalah :
1.
Menerapkan budaya positif masa new normal
di kelas/keluarga sehingga dapat
menumbuhkan karakter baik pada siswa seperti disiplin, mandiri, tanggung jawab,
percaya diri, dan saling menghargai.
2.
Menjadi bekal pengalaman belajar bagi
guru dan siswa dalam masa pandemi ini seperti menunjukkan kepedulian,
mengontrol diri sendiri dan orang lain, menjaga motivasi untuk semangat dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran daring/luring.
C.
Tolak ukur.
Untuk mengetahui sejauh mana kegiatan ini sudah dilakukan dan untuk mengontrol kegiatan supaya tetap terarah pada tujuan yang sudah ditetapkan, maka tolok ukur yang digunakan sebagai berikut
1. Terbentuknya "Keyakinan Kelas"
di era new normal melalui kegiatan kesepakatan kelas yang dilakukan guru kelas
dan siswa.
2.
Siswa dan guru konsisten dalam
menjalankan keyakinan kelas yang sudah disepakati.
3.
Adanya karakter baik dalam diri siswa
seperti kedisiplinsn, kemandirian,
tanggung jawab, percaya diri dan saling menghargai saat kegiatan pembelajaran
berlangsung.
4. Keaktifan siswa di dalam kegiatan
pembelajaran daring/luring melalui aplikasi pembelajran yang digunakan.
D. Linimasa
atau jadwal kegiatan.
Supaya
tindakan aksi nyata menjadi lebih terarah sesuai dengan tujuan yang sudah
dibuat, maka saya akan melakukan hal-hal sebagai berikut:
1.
Melakukan perencanaan
Dalam
hal ini saya akan membuat perencanaan kegiatan yang akan saya lakukan dalam
tindakan aksi nyata ini supaya tetap berada pada jalur yang sesuai dengan
tujuan yang akan capai.
2.
Mengkomunikasikan perencanaan kepada
kepala sekolah.
Agar
terjadi tujuan bersama maka kepala sekolah menjadi salah satu pokok sentral
dalam kegiatan yang akan dilakukan dan juga dapat memeberikan masukan-masukan
terhadap aksi nyata yang dilakukan.
3.
Melakukan revisi perencanaan hasil
konsultasi dengan kepala sekolah
Masukan-masukan dari kepala sekolah akan
ditindaklanjuti agar kegiatan sesuai dengan harapan bersama.
4.
Kolaborasi dengan teman sejawat
Selain sebagai pemahaman juga diharapkan
ada umpan balik dari teman sejawat untuk dapat melaksanakan budaya positif di
kelas masing-masing.
E.
Pelaksananaa Aksi nyata
Dalam
melaksanakan tindakan aksi nyata sesuai dengan apa yang sudah direncanakan,
yaitu:
1.
Mengkomunikasikan kegiatan tindakan aksi
nyata wali murid.
Salah satu dukungan keberhasilan
kegiatan aksi nyata budaya positif di era new normal juga adanya aksi dari orang
tua.Terutama untuk kontrol anak Ketika kegiatan berada pada lingkungan
keluarga.
2.
Melakukan kolaborasi dengan guru mupel
lainnya ( PABP,PJOK dan Mulok) untuk mengontrol perilaku siswa.
Agar sejalan dengan tujuan awal maka budaya positif juga di laksanakan ketika berada
pada pelajaran lainnya agar semua dapat berjalan satu arah.
3.
Melaksanakan bimbingan
Memberikan bimbingan sesuai dengan
kebutuhan siswa yang mungkin muncul dari siswa sendiri,orangtua atau teman
sejawat.
4.
Melakukan evaluasi dan refleksi
Adanya evaluasi terhadap pelaksanaannyan
dan kemudian saya merefleksi dari hasil evaluasi ini dan memperbaikinya supaya
lebih baik dikemudian hari. Evaluasi dengan menggunakan daftar pertanyaan dan
angket kepada wali murid dan rekan guru lainnya.
5.
Melaporkan hasil dari kegiatan tindakan
aksi nyata.
Setelah melakukan tindakan aksi nyata
ini dan mendapatkan hasil dari refleksi, saya akan membuat laporan sebagai
pertanggungjawaban terhadap kepala sekolah dan posisi saya saat ini sebagai
Calon Guru Penggerak.
6.
Dokumentasi
Dokumentasi sebagai bukti kegaiatan aksi nyata akan saya lakukan dengan kolaborasi orang tua ketika berada di lingkungan keluarga dan guru lain ketika pelaksanaan di sekolah.
F.
Dukungan yang dibutuhkan
Untuk
melancarkan pelaksanaan rancangan tindakan untuk aksi nyata yang telah penulis
susun tentunya penulis memerlukan dukungan dari berbagai pihak diantanya adalah
:
1.
Stakeholder
Dalam hal ini dukungan dari kepala
sekolah maupun rekan sejawat diperlukan melalui koordinasi supaya penerapan
budaya positif dapat berjalan sesuai dengan rencana.
2.
Orang tua siswa
Orang tua merupakan sumber utama dalam pembentukan karakter
siswa, maka diperlukan persamaan persepsi mengenai hal ini antara orang tua dan
guru. Orang tua juga dapat menjadi pengontrol perilaku siswa saat di rumah dan
nantinya akan berkolaborasi bersama guru untuk membahas perkembangan siswa.
Komentar
Posting Komentar